SUARABATAM.COM – Beberapa maskapai penerbangan global satu-satu rontok dan mengatakan pailit. Terbaru, maskapal asal Norwegia, Norwegian Air.
Merilis CNN Business, maskapai ajukan bangkrut selaku cara membuat perlindungan hari esok perusahaan. Masalahnya dengan ajukan bangkrut maskapai mendapatkan pelindungan dari pengadilan di tempat untuk dibebaskan dari pembayaran hutang sepanjang 100 hari.
Dalam satu pengakuan, perusahaan usaha untuk merestrukturisasi usaha untuk berusaha melalui wabah covid-19. Proses itu diestimasi memerlukan waktu sepanjang 5 bulan.
“Arah proses dari ini untuk kurangi hutang, sesuaikan ukuran armada dan amankan pendanaan baru,” kata CEO Norwegian Air Jacob Schram, diambil Kamis (19/11).
Perusahaan katakan jika keputusan untuk cari pelindungan pengadilan digunakan untuk pastikan kelangsungan perusahaan yang selanjutnya berpengaruh pada karyawan, konsumen setia, dan investor.
Selaku info, Norwegian Air berdiri pada 1993 dan berkembang cepat sepanjang satu dasawarsa paling akhir. Tetapi keagresifan usaha ini berbuntut pada timbunan hutang yang sekarang tidak sanggup dibayar.
Pada Rabu (18/11) lalu, perusahaan mengatakan maskapai akan bekerja di jalur yang paling terbatas karena wabah.
Saham perusahaan tetap diperjualbelikan secara normal di Oslo Stok Exchange walau harga saham terjun bebas, kehilangan 98 % dari nilainya pada awal tahun.
Pada pekan kemarin, maskapai mengatakan faksinya memerlukan uang tunai tambahan agar bisa bekerja sampai kuartal pertama tahun depannya.
Mereka terima utang dari negara sejumlah 3 miliar Krone Norwegia atau sama dengan US$288,7 juta pada Mei kemarin.
Maskapai cuman mengusung 1 juta penumpang pada kuartal ke-3 , 10 % dari masa yang serupa tahun kemarin yaitu 10,5 juta penumpang.
Rugi operasional kuartalannya capai 2,8 miliar Krone, sama dengan US$310 juta. Sesaat, kas berkurang jadi cuman 3,4 miliar Krone atau US$376 juta di akhir September.
Kecuali maskapai Norwegia, maskapai bertarif rendah (LCC) Airasia Japan ajukan bangkrut ke Pengadilan Area Tokyo pada 17 November 2020 kemarin.
“AirAsia Japan, perusahaan federasi AirAsia sudah ajukan tuntutan bangkrut ke Pengadilan Area Tokyo pada 17 November 2020 dan terima perintah administrasi sesaat dari pengadilan di hari yang serupa,” kata perusahaan diambil dari informasi sah pada Rabu (18/11).
Melalui informasi di website AirAsia, dipastikan karena akibat status keuangan perusahaan sekarang ini, AirAsia Japan tidak bisa bayar hutang perusahaan.
“Dengan status keuangan AirAsia Japan sekarang ini, kami benar-benar menyesal menginformasikan jika AirAsia Japan sekarang ini tidak bisa membayar pengembalian dana yang tertunggak,” paparnya.
Dengan keputusan itu, perusahaan mengatakan semua penerbangan yang dioperasionalkan oleh AirAsia Japan dengan code terbang ‘DJ’ diurungkan.
Untuk calon penumpang yang telah beli ticket, uang secara automatis akan dibalikkan berbentuk credit terbang paling lamban sampai 30 November 2020. (rif)
Discussion about this post