SUARABATAM.COM, Surabaya – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan tes swab PCR atau polymerase chain reaction secara masif merupakan kunci di balik tren peningkatan pasien sembuh covid-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur, dalam beberapa hari terakhir.
Pasalnya, sebelum dinyatakan sembuh, pasien positif Covid-19 harus menjalani tes swab sebanyak dua kali dengan hasil negatif demi memastikan kesembuhannya.
“Karena itu kita terus-menerus lakukan (swab dua tahap) karena supaya jadwal itu terpenuhi, jadwal swab jadwal itu terpenuhi, sehingga kita bisa pantau untuk proses kesembuhannya,” ujar Risma di Surabaya, Minggu (7/6).
Tes swab di Surabaya, kata Risma, makin sering dilakukan seiring banyaknya bantuan dari pelbagai pihak.
Semakin cepat tes swab dilakukan maka pasien positif yang telah sembuh semakin mudah terdeteksi. Hal itu, kata dia, sangat membantu dalam menentukan langkah penanganan selanjutnya.
“Karena kalau swab itu terlambat, sebetulnya mereka sudah sembuh tapi kemudian kita enggak bisa [tes swab tahap dua dengan cepat], bisa saja mereka tertular kembali, karena kita tidak melakukan pemisahan,” ujarnya.
Risma mencontohkan, sebagian besar warga Surabaya yang dinyatakan sembuh tersebut adalah pasien yang sebelumnya menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing. Mereka diisolasi bersama anggota keluarga mereka yang juga terinfeksi corona.
Setelah salah satu di antara mereka dinyatakan sembuh, petugas kesehatan puskesmas dengan cepat memisahkan mereka. Risma mengatakan hal itu untuk memperkecil risiko penularan kembali.
“Yang sembuh [dalam catatan sehari] itu juga hampir 90 persen itu di rumah, jadi yang perawatan jalan. Nah di rumah itu ada yang sakit, ada yang sembuh. Karena itu kalau kita lakukan swab, dia sembuh, maka kita pisahkan,” ujarnya.
Risma mencontohkan, sebagian besar warga Surabaya yang dinyatakan sembuh tersebut adalah pasien yang sebelumnya menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing. Mereka diisolasi bersama anggota keluarga mereka yang juga terinfeksi corona.
Setelah salah satu di antara mereka dinyatakan sembuh, petugas kesehatan puskesmas dengan cepat memisahkan mereka. Risma mengatakan hal itu untuk memperkecil risiko penularan kembali.
“Yang sembuh [dalam catatan sehari] itu juga hampir 90 persen itu di rumah, jadi yang perawatan jalan. Nah di rumah itu ada yang sakit, ada yang sembuh. Karena itu kalau kita lakukan swab, dia sembuh, maka kita pisahkan,” ujarnya.
Dalam catatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, lonjakan angka kesembuhan di Surabaya terjadi pada 2 Juni 2020 tercatat mencapai 60 orang, dengan total kumulatif 300 orang sembuh.
Kemudian pada 3 Juni, pasien sembuh di Surabaya bertambah sebanyak 240 pasien, sehingga total 540 orang. Lalu 4 Juni, meningkat 70 orang, dengan total 610 pasien sembuh.
Selanjutnya, pada 5 Juni bertambah 132 orang, sehingga menjadi 742 pasien sembuh. Berikutnya pada 6 Juni, bertambah sebanyak 24 orang, sehingga total pasien sembuh di Surabaya saat ini berjumlah 766 orang.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini berharap lonjakan angka kesembuhan di Surabaya bisa menjadi motivasi dan pendorong semangat bagi para pasien yang masih menjalani perawatan.
“Saya pikir ini untuk mendorong semangat untuk para [pasien] yang saat ini sakit untuk mereka bahwa Covid-19 bisa disembuhkan,” ujarnya.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah pasien sembuh di Surabaya.
Salah satunya, yakni dukungan moril dari para tenaga kesehatan di rumah sakit dan pusat karantina. Dukungan itu membuat warga merasa senang dan gembira, sehingga menambah sistem imun tubuh.
“Kalau di Asrama Haji itu positif tapi OTG (orang tanpa gejala), mereka gembira imunnya naik, kemudian kita berikan vitamin. Kemudian makannya juga kita pantau, dan mereka juga olahraga berjemur,” kata Fenny sapaan akrabnya.
Selain itu, ia mengatakan keberadaan mobil laboratorium PCR milik BIN dan BNPB di Surabaya sangat mendukung peningkatan angka kesembuhan pasien. Sebab, pasien positif Covid-19 baru dinyatakan sembuh setelah dua kali mendapatkan hasil negatif berdasarkan tes swab.
Sementara, sebelum ada bantuan dua mobil PCR tersebut, Fenny mengatakan bahwa pemeriksaan swab pasien positif Covid-19, mengalami kendala keterbatasan alat.
Kini, kata dia, kendala itu telah teratasi. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya pun bisa mempercepat waktu pemeriksaan swab pasien positif Covid-19.
“Memang swab kemarin sempat tertunda, jadi kita lakukan swab ulang. Tapi sekarang bisa cepat, karena kemarin terhambat karena labnya lama kemudian antre, kalau sekarang bisa cepat,” ujarnya. (sumber: Cnn Indonesia)
Discussion about this post