SUARABATAM.COM, Opini – Suhu politik di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini semakin ramai menjadi bahan pergunjingan baik dari sisi pasangan suami istri yang ingin jadi kepala daerah di Kepri sampai dengan bapak dan anak yang sama-sama ingin menjadi kepala daerah di Kepri bahkan terjadi perang survei yang mengaku pasangan tersebut adalah jawaranya.
Sah-sah saja pergunjingan itu disampaikan oleh masyarakat karena tentunya ada yang pro dan juga ada yang kontra biarlah pas pada saat ini mereka akan beradu visi serta misinya membawa Kepri lebih maju dan cemerlang.
Para kandidat itu mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing tinggal dari sudut mana masyarakatnya menilainya
Batam dan Kepri yang penduduknya kurang lebih 2 juta jiwa dengan dimana penduduknya hiterogen bermacam suku dan budaya, tentu menjadi perbedaan dalam pengambilan keputusan dalam memilih calon pemimpinnya dengan melihat jejak rekam masing-masing pasangan.
Kalau bisa dikategorikan, pemilih rasional ada sekitar 60% memilih berdasarkan logika, pemilih inrasional 20% pemilih yang hanya menjadi follower saja dan 20% pemilih yang akan menunggu atau belum memutuskan.
Nah ini menjadi menarik ketika di Kepri akan dilihat dari rekam jejak para kandidat calon kepala daerah dalam penyampaian ide dan gagasannya masing-masing.
Jadi, siapakah yang akan menjadi kepala daerah di Kepri kedepannya apakah Istianto, Soerya Respationo dan apakah Ansar Ahmad semua mempunyai peluang yang sama. (tim)