SUARABATAM.COM, Batam – Partai Golkar resmi melaksanakan Rapat Peleno ke II untuk membahas langkah kedepan menghadapi pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kepri tahun 2020, Sabtu (27/6) di Batam. Beberapa bakal calon diajukan oleh sejumlah kader partai tersebut. Namun beberapa nama masih dipertimbangkan, bahkan ada pasangan calon yang di tolak oleh peserta rapat.
Wakil Sekretaris Partai Golkar Kepri, Amrullah Rasal mengatakan, rapat pleno ke dua ini membahas bakal calon rekomendasi dari Partai Golkar untuk dilakukan Surve oleh kader partai kepada masyarakat untuk maju sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wali Kota se Kepri.
Beberapa figur muncul dan diusulkan oleh peserta rapat tersebut, dalam perebutan kursi Walikota Batam dan Wakilnya ada nama Ahmad Hijazi berdampingan dengan Ruslam aliwasym, Hijazi dan Taba Iskandar, Hijazi dan Al Icsan dan terakhir Hijazi dan rekomendasi dari Partai Keadilan sejahtera.
Sementara bakal calon Gubernur Kepri untuk maju dalam konstetasi politik lima tahunan ini, mencuat nama Ansar Ahmad dan Ria Saptarika sebagai calon kuat. Plt Gubernur Kepri Isdianto masuk dalam bursa pencalonan oleh Golkar yang akan berdampingan dengan Ria Saptarika, Isdianto dan Taba Iskandar juga muncul sebagai kandidat kuat.
Namun, dalam rapat tersebut ada yang menarik, ada nama figur yang ditolak oleh peserta rapat meski memiliki hubungan dengan calon petahanan di Kota Batam. Pasangan tersebut adalah pasangan Ansar Ahmad dan Marlin Agustina Rudi, rapat tersebut dilakukan di enam Kabupaten/Kota di Kepri, dan semua peserta menolak pasanga figur tersebut.
“Lima Kabupaten Kota di Kepri sudah setuju untuk dilakukan surve mendalam ke tengah masyarakat terhadap calon tersebut. Namun 95 persen peserta rapat pleno menolak pasangan Ansar Ahmad dan Marlin Agustina Rudi karena dianggap kurang serasi dan sangat jauh perbedaan pandangan politik,” katanya, saat ditemui di Aston Hotel Batam.
Menurutnya, penolakan tersebut dilakukan secara spontan, peserta rapat juga tidak setuju pasangan itu dilakukan surve kepada masyarakat terkait popularitas dan kredibilitasnya. Sebab, kata dia, seluruh kader partai Golkar Kepri menolak tentu melanisme partai tidak bisa melanjutkan ke tahap berikutnya kedua nama pasangan itu.
“Mesin partai tidak akan bekerja untuk bergerak cepat apabila satu pasangan calon Gubernur yang dianggap tidak mempuni tetap diusung oleh partai itu sendiri, tentu akan timbul gesekan diďalam tubuh partai,” ujarnya.
Mayoritas kader Golkar yang menolak pasangan itu, beranggapan komunikasi politik yang sedang terjalin antara Golkar dan Nasdem sangat tertutup tanpa melibatkan arus bawah partai. Itu dianggap sangat berbahaya apabila diteruskan hingga ke tahap selanjutnya.
“Apabila calon yang ditolak oleh kader itu tetap dipaksakan untuk diusung, dikhawatirkan akan memecah suara partai Golkar, itu yang sangat kami sayangkan. Disaat pesta demokrasi lima tahunan dilaksanakan suara Golkar terpecah, itu sangat merugikan partai,” tegasnya.
Calon pendamping yang cocok untuk kader terbaik Golkar separti Ansar Ahmad, kata Rasal, adalah figur yang harus mampu membangkitkan perekonomian kerakyatan di Kepri dan memiliki pengalaman di organisasi supaya mampu memberikan konsep untuk membangun Kepri lima tahun ke depan lebih baik lagi.(sumber: liputan98)
Discussion about this post