SUARABATAM.COM, Jakarta – Garuda Indonesia menawarkan pensiun dini bagi karyawannya. Ini salah satu langkah maskapai pelat merah agar tetap bertahan dari gempuran pandemi Corona.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menegaskan bahwa tawaran pensiun dini ini bersifat sukarela. Jadi, bagi mereka yang ingin bertahan tetap dipersilakan.
“Secara sukarela kita menawarkan kepada teman-teman untuk mengambil pensiun dini. Sukarela ya, tidak ada paksaan,” ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (6/7).
“Kami memberikan kesempatan kepada teman-teman yang misalnya sudah lama sekali kerja di sini, ingin melakukan sesuatu yang berbeda dan misalnya ingin beristirahat lebih dini, kita perkenankan untuk mengambil pensiun dini. Tapi ini sifatnya semuanya sukarela, jadi tidak ada paksaan. Kalau anda tidak bersedia, masih ingin terus silakan,” tegasnya lagi.
Dia menegaskan bahwa program ini juga disertai dengan konsultasi yang melibatkan para pekerja. Artinya, pensiun dini yang ditawarkan ini dilakukan atas kesepakatan bersama.
Dia menyebut, sudah ada kesepakatan dengan Kementerian BUMN dan serikat pekerja Garuda Indonesia, agar sebisa mungkin menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK). Kendati begitu, pemangkasan pegawai tetap dilakukan demi efisiensi.
“Kalau kita bicara soal karyawan kecenderungannya adalah PHK. Itu sebuah hal terakhir yang kita lakukan kalau memang tidak ada lagi hal lain yang bisa kita lakukan,” katanya.
Adapun yang sudah terjadi saat ini adalah mempercepat masa kontrak karyawan yang bukan pegawai tetap. Ada yang tak diperpanjang masa kontraknya, ada pula yang dirumahkan.
“Kita minta dirumahkan dulu, nanti kalau kondisinya membaik kontraknya kita akan mempertimbangkan atau kita masukkan dalam perpanjangan kontrak. Misalkan masa kontraknya tinggal 4 bulan lagi, nanti begitu kita bisa terbang lagi, aktif lagi seperti biasa, kita akan tambahkan ke dalam jangka kontraknya 4 bulan,” urainya
“Di sisi lain kita melakukan percepatan penyelesaian kontrak dengan tetap menjalankan kewajiban perusahaan terhadap para pegawai kontrak tersebut, yaitu kita selesaikan pembayarannya sampai masa kontraknya,” lanjutnya.
Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dan Komut Garuda Indonesia Triawan Munaf jadi pembicara dalam talkshow di Kementrian BUMN. Mereka melakukan salam komando.
Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Di sisi lain, dia berharap ke depan ada mekanisme layanan penerbangan yang lebih mudah. Dia menilai, dengan sederet syarat dan protokol yang harus dipenuhi penumpang, berdampak pada menurunnya minat orang bepergian.
“Proses untuk depan itu mungkin tidak se-simple dulu, tetapi tidak terlalu berkepanjangan. Jadi mungkin ada tambahan setengah jam atau satu dua jam pemeriksaan-pemeriksaan tambahan,” katanya.
Dia mengusulkan agar syarat tambahan yang selama ini berlaku agar diakomodir dalam suatu sistem terpadu. Selama ini, di tiap bandara ada begitu banyak syarat yang berbeda-beda dan standar pemeriksaannya beragam.
“Mestinya ke depan ini penumpang itu baik domestik maupun internasional itu pegang juga sebuah buku kuning yang kita kenal dulu kalau misalnya kita umroh, sebagai tanda bukti yang menyatakan Anda bebas COVID-19. Inilah menjadi tambahan selain KTP dan boarding pass pesawat,” bebernya.
Garuda Indonesia gencar melakukan renegosiasi biaya sewa pesawat. Menurutnya, biaya sewa pesawat merupakan salah satu komponen yang cukup signifikan dalam structure cost Garuda Indonesia.
“Sewa pesawat ini sifatnya fix (cost). Terbang atau tidak terbang, terisi atau tidak terisi, kita harus comply pada agreement sudah terjadi sebelumnya. Karena mayoritas pesawat kita adalah sewa,” ujarnya.
Dalam 3-4 bulan terakhir pihak Garuda Indonesia gencar merayu para lessor untuk menurunkan harga sewa. Dia ingin ada penurunan harga yang signifikan.
“Kita renegosiasi dengan para lessor kita untuk bisa memperoleh penurunan secara signifikan dari harga sewa, yang kemudian punya implikasi secara otomatis memperpanjang masa sewa dari pesawat yang kita miliki hari ini,” katanya. (sumber: dtk)
Discussion about this post